Fenomena Makelar Dalam Jual Beli Sapi Potong
Abstract
Masyarakat Indonesia khususnya petani memiliki kebiasaan memelihara ternak sapi sebagai investasi hingga diberi julukan "Rojo koyo". Sapi akan dijual ketika pemilik membutuhkan uang atau sedang memiliki keperluan tertentu. Dalam proses jual beli sapi, tidak semua petani memiliki kemampuan tawar menawar dengan baik sehingga petani meminta bantuan kepada makelar sebagai perantara jual beli ternak sapi. Makelar tidak hanya menjadi perantara menjual sapi, namun juga berperan sebagai pembeli sapi peternak sesuai permintaan pembeli. Dengan adanya kondisi tersebut memungkinkan keberadaan makelar tetap eksis. Penelitian dilaksanakanĀ di Pasar Hewan Ngadiluwih dan Pasar Hewan Pare, Kediri yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena makelar sebagai pekerjaan tetap dan tidak tetap serta strategi dan hambatan yang dialami masyarakat khususnya di Pasar Hewan Ngadiluwih dan Pasar Hewan Pare, Kediri. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap makelar sapi di Pasar Hewan Ngadiluwih dan Pasar Hewan Pare sejumlah 10 orang dengan metode Purposive Sumpling. Hasil dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa 80% informan melakukan pekerjaan makelar sebagai pekerjaan tetap dan 20% sisanya melakukan pekerjaan makelar sebagai pekerjaan sampingan. Fenomena yang dijumpai dalam penelitian ini berupa makelar sebagai pilihan pekerjaan tetap dengan alasan modal tidak terlalu besar. Strategi yang digunakan makelar untuk mempertahankan eksistensinya cukup beragam seperti menentukan tarif dengan membaca peluang pasar hingga memperluas pasar melalui media sosial maupun secara langsung dengan memperbanyak relasi. Semakin mengenal seluk-beluk pasar maka makelar akan lebih mudah dalam proses jual beli sapi sebagai perantara serta dapat meminimalisir hambatan yang terjadi.